Ribuan kaum muslimin Tasikmalaya pada
Senin (16/1/2017) mengadakan acara solidaritas dan dukungan bagi umat Islam
yang menjadi korban kebrutalan ormas radikal GMBI (Gerakan Masyarakat Bawah
Indonesia) di Bandung dengan melakukan unjuk rasa dan long march serta audiensi
bersama anggota DPRD beserta aparat terkait.
Massa yang beraksi dengan tertib tersebut
berkumpul di Masjid Agung kota Tasikmalaya dan menjadikannya sebagai titik awal
aksi damai.
Selanjutnya mereka bertolak menuju gedung
DPRD kota Tasikmalaya dengan melakukan long march sambil melakukan orasi penggugah
mengingatkan umat Islam tasikmalaya khususnya akan bahaya paham komunis dan
ancaman kebangkitan PKI yang telah begitu nyata di Indonesia.
Di gedung DPRD perwakilan umat Islam
langsung diterima oleh anggota dewan dan segera mengadakan audiensi guna membeberkan
fakta kronologis kebrutalan penyaniayaan terhadap umat Islam di Bandung oleh
massa GMBI yang merupakan ormas binaan Kapolda Jabar, Anton Charliyan.
“Itu si anjing keluar...”
“Bunuh habib dan ustadz gadungan!”
“Ayo
kejar itu si anjing!”
Itu adalah diantara yel-yel yang
dilontarkan oleh massa GMBI yang ditujukan kepada habib Rizieq Shihab ketika
beliau muncul keluar setelah pemeriksaan oleh kepolisian.
Dari awal acara sudah cukup banyak fakta
mengejutkan perihal kronologis tindakan anarkisme GMBI kepada umat Islam yang
dipaparkan oleh saksi mata.
Sedang habib Rizieq sendiri dilaporkan atas
dugaan penistaan Pancasila yang berasal dari tesis doktoral habib yang sarat
dengan nilai-nilai akademisi dan ilmiah, sehingga laporan itu terkesan ‘lucu’ dan
sangat tendensius mengingat cukup banyak pihak-pihak yang merasa resah dengan
keberanian habib dalam menyampaikan kritik membangun dengan berdasarkan
fakta-fakta nyata.
Dijelaskan juga pada kesempatan tersebut
bagaimana sikap dan tindakan aparat kepolisian yang begitu kentara
mempertontonkan keberpihakan mereka terhadap perilaku anarkis dan brutal GMBI.
Penjelasan saksi mata begitu lugas, jelas
tanpa tedeng aling-aling, terlebih diperkuat dengan bukti video penganiayaan
umat Islam oleh massa GMBI yang beringas dan dipersenjatai dengan balok kayu
dan senjata tajam yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan disimpan didalam
mobil-mobil mereka.
Disebutkan juga dalam keterangan saksi
mata, bagaimana sebagian anggota GMBI sebelum melakukan penyerangan mereka
menenggak minuman keras, dan itu semua dilakukan di depan Mapolda Jawa Barat.
Selesai pemaparan kronologis peristiwa kebrutalan
GMBI kepada umat Islam di Bandung, audiensi kemudian dilanjutkan dengan nasehat
dan penyampaian tuntutan oleh para tokoh umat Islam kota/kabupaten Tasikmalaya.
Diantara tuntutan utama para tokoh
tersebut adalah agar kapolda Jabar, Anton Charliyan agar dicopot dari
jabatannya karena gagal memberikan rasa aman kepada warga dan umat Islam Jawa
Barat.
Setelah rehat Dzuhur acara kemudian dilanjutkan
dengan pemutaran bukti video penyerangan dan penganiayaan kepada umat Islam
oleh massa GMBI yang beringas dan bersenjatakan balok kayu serta senjata tajam.
Di penghujung acara, perwakilan anggota
DPRD dan jajaran aparat terkait menyampaikan akan menampung dan meneruskan aspirasi
umat Islam Tasikmalaya.
(ej/af)